Karakteristik
kelompok Sosial
Beberapa karakteristik kelompok
sosial tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Harus ada
interaksi langsung antar anggota
b. Anggota harus menyadari menjadi
kelompok
c.
Merupakan
kesatuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kelompok atau kesatuan manusia
yang lain.
d. Memiliki struktur sosial
e.
Memiliki
norma-norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya.
f.
Memiliki
faktor pengikat.
g. Adanya interaksi dan komunikasi diantara
para anggotanya.
Tahap-tahap
Pembentukan Kelompok
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman
(1965). Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang
terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah kosep ini dicetuskan.
Tahap 1 - Forming
Pada tahap ini kelompok
baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk
bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum saling
mengenal dan belum saling percaya.
Tahap 2 - Storming
Kelompok mulai
mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka
membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota kelompok
saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing.
Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula yang mandenk
pada tahap ini.
Tahap 3 - Norming
Terdapat kesepakatan dan
konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas.
Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka
melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.
Tahap 4 - Performing
Kelompok dalam tahap ini
dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang
tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling bergantung satu
sama lainnya dan mereka saling respect dalam berkomunikasi.
Tahap 5 - Adjourning dan
Transforming
Tahap dimana proyek
berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap
mana pun ketika mereka mengalami perubahan.
Kegagalan the lone ranger
Memang benar ada orang yang memiliki
banyak talenta dan sanggup mengerjakan berbagai pekerjaan sekaligus ( multi
tasking). Namun ia tetap membutuhkan orang lain. Untuk sementara ia kelihatan
unggul, tapi sesungguhnya ia tak akan mampu bersaing menghadapi kekuatan sebuah
tim.
Seorang pemilik perusahaan bermaksud
mencari rekanan untuk jasa training di kantornya. Ia menghubungi sebuah
perusahaan training dan menanyakan perihal kompetensi sang trainer. Dengan
bangga sang trainer menjawab bahwa ia sanggup mengajarkan semua bidang keahlian
yang diinginkan pemilik perusahaan. Harapannya ia pasti memperoleh pekerjaan
tersebut. Namun ia harus kecewa, karena ternyata si bos mencari trainer yang
expert pada bidang tertentu dan bukan yang bisa segalanya.
Di tengah era globalisasi,
spesialisasi sangat diperlukan.
Apa yang dilakukan seorang CEO –
Chief Executive Officer untuk membangun tim kerjanya yang solid dan
terintegrasi ? Pemimpin yang handal akan membentuk struktur organisasi dengan
menempatkan orang yang tepat pada bidangnya dan mampu bekerja sama dengan baik.
1. Spesifik.
1. Spesifik.
Analogi yang paling tepat adalah
jari-jari tangan kita. Bayangkan apa yang terjadi jika kita memiliki jari yang
semuanya terdiri atas jempol atau kelingking. Namun jari kita diciptakan sesuai
dengan fungsi dan keunikan masing-masing. Keragaman memperkuat fungsi,
memperkaya khazanah dan kompetensi dari tim kerja kita.
2. Delegasi.
Delegasi berbicara mengenai
pemahaman fungsi dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan. Tim kerja yang
tidak jelas job desc nya tidak mungkin dapat bekerja sama dengan baik. Delegasi
diawali dengan penempatan yang tepat sesuai kapasitas dan kompetensi
masing-masing anggota tim kerja.
3. Kerjasama.
Si buta dan si lumpuh saling
bertetangga, namun saling bermusuhan. Tanpa henti mereka saling mengolok-olok
kekurangan masing-masing. Suatu saat desa mereka di landa banjir. Semua
penduduk mengungsi ke bukit. Tinggallah mereka berdua. Akhirnya mereka menyadari
kesalahan masing-masing dan mau saling menerima. Si buta membopong si lumpuh.
Dengan petunjuk si lumpuh, si buta bergegas berjalan naik ke bukit. Setiap
manusia punya kelebihan tapi juga kekurangan. Jika belajar untuk saling
menerima, sesama manusia akan mudah membangun sinergi dalam tim kerja.
Membiasakan diri bekerja secara tim.
Tidak banyak yang memiliki bakat alamiah sebagai
pemimpin. Namun sebagian besar pemimpin sulit mendelegasikan atau bekerja sama dengan
orang lain. Ego yang kuat dan sulit mempercayai merupakan halangan terbesar
dalam tim kerja. Namun hal ini dapat dikelola dan dilatih agar kita tidak
terjebak dalam kegagalan the lone ranger. Pemimpin tidak dilahirkan, melainkan
dibentuk. Sama halnya dengan tim kerja yang harus dibangun dengan melewati
berbagai proses pembentukan. Diawali dengan tahap pengenalan pribadi dan sesama
anggota, lalu ada tahap konflik dan perbedaan pendapat. Kemudian terjadi proses
saling memahami dan penyesuaian pribadi yang dilanjutkan dengan kemampuan untuk
saling mengisi dan sinergi. Ketika seorang merasa lemah, maka anggota tim yang
lain akan dapat menolong. Itulah keunggulan sebuah sinergi tim kerja.Sumber : http://aeros-adh13.blogspot.com/2013/04/kerja-sama-dalam-tim.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar