Apakah kalian tau bahwa Indonesia memiliki pabrik senjata sendiri? Ya, Indonesia memiliki BUMN yang memproduksi senjata sendiri yaitu, PT Pindad (Persero). PT Pindad (Persero) ini mampu menyediakan kebutuhan alat utama sistem persenjataan secara mandiri, untuk mendukung
penyelenggaraan pertahanan dan keamanan Negara Republik Indonesia.
Sejarah
Hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den
Haag, Belanda menyatakan bahwa Belanda mengakui kedaulatan Indonesia kepada
Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tanggal 27 Desember 1949. Seiring dengan
hal itu, Belanda harus menyerahkan asset-asetnya secara bertahap pada
pemerintahan Indonesia di
bawah pimpinan Presiden Soekarno termasuk LPB.
LPB kemudian diganti namanya menjadi Pabrik
Senjata dan Mesiu (PSM) yang pengelolaannya diserahkan kepada Tentara Nasional
Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD). Sejak
saat itu PSM mulai melakukan serangkaian percobaan untuk membuat laras senjata
dan berhasil memproduksi laras senjata berkaliber 9mm dan pada bulan November
1950, PSM berhasil membuat laras dengan kaliber 7,7 mm.
PSM mengalami krisis tenaga ahli karena para pekerja asing harus
kembali ke negara asalnya berdasarkan Peraturan Pemerintah. Oleh karena itu
terjadi sentralisasi organisasi dengan merampingkan lini produksi dari 13
menjadi 6 lini dengan lini baru Munisi Kaliber Kecil (MKK) yang baru dibentuk.
PSM juga melakukan modernisasi pabrik dengan membeli mesin-mesin baru untuk
pembuatan senjata dan munisi, suku cadang, material, dan alat perlengkapan
militer lainnya.
Delapan tahun berjalan, PSM pun diubah namanya menjadi Pabrik Alat
Peralatan Angkatan Darat (Pabal AD) pada tanggal 1 Desember 1958. Pabal AD
bukan sekedar memperoduksi senjata dan munisi saja namun juga peralatan milter
yang lain, untuk mengurangi ketergantungan peralatan militer Indonesia pada
negara lain. Banyak pemuda potensial yang dikirim ke luar negeri untuk
mempelajari persenjataan dan balistik.
Di era Pabal AD ini, terjadi beberapa perkembangan dalam bidang
teknologi persenjataan. Pabal AD menjalin kerjasama dengan perusahaan senjata
Eropa untuk pembelian dan pembangunan satu unit pabrik senjata, yang berhasil
membangun pabrik senjata ringan. Keberhasilan itu membuat Pabal AD menjadi
badan pelaksana utama di kalangan TNI-AD sebagai instalasi industri. Berbagai
produk pun berhasil diproduksi Pabal AD. Di era ini pula, pemerintah Belanda
menyerahkan Cassava Factory, pabrik
tepung ubi kayu yang berada di Turen, Malang, Jawa Timur—yang kemudian menjadi
lokasi Divisi Munisi PT Pindad (Persero).
Sekitar tahun 1962, nama Pabal AD diubah menjadi Perindustrian TNI
Angkatan Darat (Pindad). Tahapan pengembangan di era Pindad lebih berfokus pada
tujuan pembinaan yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip pengelolaan terpadu
dan kemajuan teknologi mutakhir. Proses produksi Pindad pun dilakukan untuk
mendukung kebutuhan TNI AD. Serangkaian percobaan dan evaluasi pembuatan
senjata baru pun dilakukan dan menghasilkan berbagai Surat Keputusan dari
Angkatan Bersenjata untuk memakai senjata Pindad sebagai senjata standar
mereka. Setelah itu, senjata pun diproduksi secara massal.
Pada awal tahun 1972, pemerintah Indonesia melakukan penataan
departemen, termasuk Departeman Pertahanan dan Keamanan (Hankam). Karena itu
Pindad pun berubah nama menjadi Kopindad (Komando Perindustrian TNI Angkatan
Darat) pada tanggal 31 Januari 1972. Perubahan terjadi hanya pada komando utama
pembinaan yaitu unsur penyelenggara kepemimpinan dan pengelolaan kebijakan
teknik. Reorganisasi ini berdampak positif terhadap kinerja yang semula
dianggap lamban menjadi lincah, bergairah dan dinamis. Dan Pusat Karya yang
dirubah menjadi PT Purna Shadana (Pursad) memiliki keleluasaan untuk
meningkatkan produksi kekaryaan untuk mendukung swasembada dan mengurangi
ketergantungan terhadap luar negeri.
Pada saat Operasi Seroja TNI-AD untuk pembebasan Timor Timur dari
penjajahan Portugal persenjataan Pindad banyak mengalami kendala di lapangan
sehingga pada tahun 1975 Kopindad menarik kembali sebanyak 69.000 pucuk senjata
yang telah diserahkan kepada TNI-AD. Selanjutnya Kopindad melalukan
transformasi dan modifikasi terhadap beberapa senjata antara lain SMR Madsen
Setter MK III Kaliber 30mm long menjadi SPM.1 kaliber 7,62mm yang diproduksi
sebanyak 4.550 pucuk dan membuat desain senjata senapan SS77 Kaliber 223.
Dalam perkembangan selanjutnya, sebagai realisasi Keputusan Menteri
Pertahanan dan Keamanan/Panglima Angkatan Bersenjata No. Kep/18/IV/1976
tertanggal 28 April 1976 tentang Pokok-pokok Organisasi dan Prosedur Tentara
Nasional Indonesia Angkatan Darat nama Kopindad dikembalikan menjadi Pindad.
Pindad berubah dari komando utama pembinaan menjadi badan pelaksana utama di
lingkungan TNI-AD. Seiring perubahan tersebut Pindad diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan teknologi dan produktivitasnya dalam memenuhi kebutuhan
logistik TNI-AD sehingga mengurangi ketergantungan pada luar negeri. Selain itu
diharapkan juga dapat mengembangkan sarana prasarana non-militer yang dapat
menunjang pembangunan nasional di bidang pertanian, perkebunan, pertambangan,
industri dan transportasi baik untuk instansi pemerintah, swasta maupun
masyarakat luas.
Berikut susunan struktur organisasi yang ada di PT Pindad (Persero) :
PT Pindad (Persero) merupakan perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak dalam bidang Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan) dan produk komersial, sebagai berikut :
Produksi/Manufaktur
Melakukan produksi baik produk alutsista maupun nonalutsista, mengolah bahan mentah tertentu menjadi bahan pokok maupun produk jadi serta melakukan proses assembling (perakitan) pada produk berikut :- Produk senjata dan munisi
- Produk kendaraan khusus
- Produk pyroteknik, bahan pendorong dan bahan peledak (militer dan komersial)
- Produk konversi energi
- Produk komponen, sarana dan prasarana dalam bidang transportasi
- Produk mesin industry dan peralatan industrial
- Produk mekanikal, elektrikal optikal dan opto elektronik
Jasa
Memberikan jasa untuk industri pertambangan, konstruksi, mesin industri seperti :- Perekayasaan system industrial
- Pemeliharaan produk/ peralatan industri
- Pengujian mutu dan kalibrasi
- Konstruksi
- Pemesinan
- Heat and surface treatment
- Drilling
- Blasting
- Jasa pemusnahan bahan peledak
- Jasa transportasi bahan peledak
- Jasa pergudangan bahan peledak
Perdagangan
Melaksanakan pemasaran, penjualan dan distribusi produk dan jasa perusahaan termasuk produksi pihak lain, baik di dalam maupun di luar negeri seperti :- Ammonium Nitrate
- Panfo
- Detonator Listrik
- Detonator Non Listrik
- Detonating COD
- Booster
- Geodetoseis
- Geopentoseis
Pelanggan :
a. Pelanggan produk pertahanan dan keamanan negara :
TNI, Polri, Kementerian Kehakiman, Kementerian Kehutanan, Dirjen Bea Cukai, dan Pasar Eksporb. Pelanggan produk komersial :
PT KAI (Persero), PT INKA (Persero), PT PLN (Persero), Kementerian Perhubungan, Galangan Kapal Nasional, Industri Pertambangan Nasional, Industri Perminyakan dan Gas Nasional, Industri Agro Nasional, Industri Elektronik Nasional.Sumber : www.pindad.com
Saya di sini untuk berkongsi kesaksian saya tentang apa yang dilakukan syarikat pinjaman yang dipercayai untuk saya. Nama saya Nikita Tanya, dari Rusia dan saya ibu yang cantik dari 3 kanak-kanak saya kehilangan dana saya untuk mendapatkan pinjaman yang sangat sukar untuk saya dan anak-anak saya, saya pergi ke talian untuk mencari bantuan pinjaman semua harapan adalah hilang sehingga satu hari yang setia ketika saya bertemu kawan saya yang baru-baru ini memperoleh pinjaman dari Perkhidmatan Pendanaan Le_Meridian Dia memperkenalkan saya kepada syarikat pinjaman yang jujur ini yang membantu saya mendapat pinjaman dalam masa 5 hari kerja, saya akan berterima kasih untuk selama-lamanya kepada Bapak Benjamin, kerana membantu saya kembali berjalan kaki. Anda boleh menghubungi Encik Benjamin melalui e-mel: lfdsloans@lemeridianfds.com, mereka tidak tahu saya melakukan ini untuk mereka, tetapi saya hanya perlu melakukannya kerana ramai orang di luar sana yang memerlukan bantuan pinjaman sila datang ke syarikat ini dan selamatkan. Watsats: (+ 1 989-394-3740)
BalasHapus